Tarian Tradisional Bandung Jawa Barat

Tari Kursus (Tari Keurseus)

Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila.

Bandung Raya atau disebut juga Wilayah Metropolitan Bandung adalah salah satu wilayah metropolitan yang meliputi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Tari Jaipong

Tari Jaipong (https://m.radarpena.com)

Kemunculan tari jaipongan 1980 an yang lahir dari kekreatifitasan para seniman Bandung yang dikenal dengan Gugum Gumbira , pada awalnya tarian tersebut pengembangan dari ketuk tilu apabila dilihat dari perkembangannya dan dasar koreografernya. Kata jaipong bersal dari masyarakat Karawang yang bersal dari bunyi kendang sebagai iringan tari rakyat yang menurut mereka berbunyi jaipong yang secara onomotofe, tepak kendang tersebut sebagai iringan tari pergaulan dalam kesenian banjidoran yang berasal dari Subang dan Karawang yang akhirnya menjadi populer dengan istilah jaipongan.

Karya jaipongan pertama yang diciptakan oleh Gugum Gumbira adalah tari daun pulus keser bojong dan tari Raden Bojong yang berpasangan putra- putri. Tarian tersebut sangat digemari dan populer di seluruh Jawa Barat termasuk Kabupaten Bandung karya lain yang diciptakan oleh Gugum diantaranya toka-toka, setra sari, sonteng, pencug, kuntul mangut, iring-iring daun puring , rawayan, kaum anten dll. juga para penari yang populer diantaranya seperti Iceu Efendi, Yumiati Mandiri, Mimin Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Diar, Asep Safat.

Penari jaipongan terdiri dari Tunggal, rampak atau kolosal

a. Rampak sejenis
b. Rampak berpasangan
c. Tunggal laki-laki dan tunggal perempuan
d. Berpasangan laki- laki atau perempuan

Tari Merak Priangan

Tari Merak Priangan (https://astyulianti.wordpress.com)

Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari daerah Pasundan, Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri, seorang koreografer tari Sunda pada tahun 1950-an. Pada tahun 1965, tarian ini kembali diperkenalkan dengan kreasi gerak baru oleh Irawati Urban, seorang wanita pecinta seni tari yang berasal dari daerah Bandung, Jawa Barat. Di daerah Pasundan, tari Merak seringkali dimainkan ketika menyambut kedatangan tamu kehormatan dalam sebuah acara. Dalam sebuah pesta pernikahan adat Sunda, Tari Merak seringkali menjadi tari menyambut kehadiran pengantin lelaki yang hendak berjalan menuju pelaminan.

Dalam sebuah pertunjukan, tari Merak umumnya dimainkan oleh seorang atau beberapa orang penari wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan kostum yang penuh warna, seperti merah, kuning, serta hijau. Konon, warna itu menggambarkan pesona warna dari burung merak.

Untuk menambah kesan menarik, mereka juga mengenakan selendang yang warnanya senada dengan kostum penari. Selendang itu terikat pada pinggang penari Merak. Ketika dibentangkan, selendang itu tampak seperti sepasang sayap dari seekor burung Merak. Tak pernah terlewatkan, penari Merak juga menggunakan mahkota yang berhiaskan replika kepala burung merak.

Dengan diiringi seperangkat alat musik gamelan Sunda, pertunjukan tari Merak dimulai. Gerakan lemah gemulai dari sang penari Merak menjadi ciri khas tersendiri dari pertunjukan tari Merak. Sesekali, mereka menampilkan gerakan layaknya seekor burung yang sedang melompat. Gerakan tari Merak semakin terkesan mempesona ketika penari Merak menari sambil membentang sepasang sayap yang penuh warna.

Dari awal hingga pertunjukan itu usai, penari Merak memainkan gerak yang menggambarkan keanggunan, keindahan serta kelincahan seekor burung Merak. Menurut ceritanya, keseluruhan gerak dalam pertunjukan tari Merak ini menggambarkan seekor merak jantan yang berusaha menarik hati sang merak betina.

Tari Kursus (Tari Keurseus)

Tari Kursus (https://www.disparbud.jabarprov.go.id)

Berdasarkans etimologinya, arti kata khusus berasal dari Bahasa Belanda Keurseus yaitu belajar secara teratur. Tari Kursus merupakan perkembangan dari tari Tayub yang tumbuh dan berkembang pada masa keemasan kaum bangsawan tempo dulu.

Tari kursus berdiri pada 1927 yang dikenal dengan nama perkumpulan Wirahmasari pimpinan R. Sambas Wirakusumah dari Ranca Ekek Bandung. Tari Kursus merupakan salah satu tarian yang diajarkan secara sistematis dan mempunyai patokan atau aturan tertentu dalam cara membawakannya. Disamping itu tari kursus juga mempunyai nilai estetis yang cukup tinggi dan kaya akan pokabuler gerak.

Tari Kursus (https://www.disparbud.jabarprov.go.id)

Berdasarkan bentuk penyajiannya tari kursus dibagi kedalam 5 tahapan yakni :

1. Tari Lenyepan : karakternya lembut, halus, selaras dengan Satrias Lungguh.
2. Tari Gawil : karakternya lanyap atau ladak selaras dengan Satria Dangah
3. Tari Kawitan : karakternya lenyep atau lanyap dan Ponggawa.
4. Tari Gunungsari : karakternya ponggawa lungguh
5. Tari Kastawa : karakternya agung Tatanan gerak tari kursus dapat dibagi kedalam lima kelompok yang terdiri dari :
  • Gerak Pokok : rangkaian dari gerak unsur, penghubung dan peralihan 
  • Gerak Unsur : sikap-sikap yang terdiri dari kesatuan bentuk-bentuk yang terdapat pada kaki, lengan, kepala, leher, bahu, badan dan mata 
  • Gerak Penghubung : menghubungkan bentuk sikap yang satu untuk mencapai bentuk atau sikap lainnya 
  • Gerak Peralihan : menyangkut perpindahan adegan terutama pada gerak-gerak pokok yang satu kepada yang lain 
  • Gerak Pelengkap : gerak sisipan yang memperindah gerak dan sikap.

Karawitan

Karawitan yang digunakan dalam penyajian tari kursus adalah gamelan pelengkap dengan laras Salendro atau Pelog. Waditranya terdiri dari saron satu dan dua, seperangkat kendang, demung, kenong, rebab, gambang, bonang, rincik, penerus, peking, kecrek, selentem, kempul dan gong besar. Pada umumnya jenis lagu yang dibawakan yaitu lagu ageung, opat wilet naek lagu kering dua dan tiga dengan tempo 4 gurudugan.

Tari Topeng Priangan

Tari Topeng Priangan (https://budayacenters.blogspot.co.id)

Tari Topeng Priangan adalah tari topeng yang menyebar di wilayah Jawa Barat sekarang ini. Dalam gerak dbanyak gerakan yang sedikit mirip dengan tari Topeng Cirebon namun dalam Topeng Priangan ini lebih difokuskan pada gerak tari puteri. Dalam tata kostum pun biasanya tari ini memakai kain kebat atau samping, dengan tekes yang menggunung tinggi.

Karya Topeng Priangan bersumber dari Topeng Cirebon gaya Palimanan yang penyebarannya ke wilayah Priangan dilakukan oleh dalang (penari) Topeng Wentar serta putri-putrinya yaitu Ami, Dasih, dan Suji. Nugraha mulai memperdalam Topeng Cirebon pada 9September 1959 bersama Enoch Atmadibrata dan Soosman kerabat dekat R. SambasWirakusumah yang pernah belajar Topeng Cirebon kepada Wentar. Tari Topeng Priangan karya Nugraha, merupakan reinterpretasi, improvisasi, modifikasi atau inovasi serta seleksi terhadap Topeng Cirebon sehingga terjadi transformasi budaya meliputi aspek gerak, tata busana, iringan,dan konsep estetik yang digunakannya.

Tari buyung

Tari Buyung (https://www.tradisikita.my.id)

Merupakan tarian tradisional yang biasanya dilakukan pada acara puncak pada upacara seren taun yang dilakukan masyarakat Jawa Barat. Tarian ini merupakan kreasi dari Emalia Djatikusumah, istri dari Pangeran Djatikusumah salah seorang sesepuh adat. 

Tarian ini menggambarkan para gadis desa yang mandi dan mengambil air bersama-sama dicurug (air terjun) Ciereng dengan menggunakan buyung (tempat air dari logam/tanah liat).

ARTIKEL TERBARU

learning marketer
learning marketer

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

No comments:

Post a Comment